Narasumber :
Penjual kerupuk tuna netra
Tanggal :
Sabtu, 31 Agustus 2013
Lokasi :
Di depan CBD Mall
Wawancara :
Nuridin
adalah nama dari penjual kerupuk buta yang saya temui berdagang di depan CBD
Ciledug Mall, beliau sudah berumur 48 tahun. Beliau telah menggeluti
pekerjaannya sejak 8 tahun terakhir ini, penghasilan beliau juga tidak
seberapa. Sehari beliau hanya bisa mendapat Rp 50.000 itupun juga tergantung
pada ramainya pembeli yang katanya lebih sering sepi, jika ditambah bantuan
sang istri yang kebetulan juga merupakan seorang tukang pijat, totalnya paling
besar Rp 95.000. Uang itupun sebetulnya hanya cukup untuk makan satu hari
karena keluarga mereka yang kebetulan membutuhkan keperluan yang cukup besar.
Awal
dari bapak Nuridin untuk berjualan kerupuk adalah melalui sang istri. Sang
istri menyarankan bagaimana kalau beliau berjualan kerupuk saja dengan memesan
kerupuk lewat pabrik? Dan akhirnya beliau menyetujui saran yang diberikan
istrinya. Bapak Nuridin juga lebi sering untuk berjualan di depan CBD Ciledug
Mall daripada berkeliling, tapi jika ia berkeliling itu berarti ia sedang sepi
pelanggan. Awalnya tentu karena keterbatasan fisiknya ia agak takut untuk
berjualan sendiri di daerah situ, tapi lama-lama karena ia sudah terbiasa ia
menjadi lebih tenang.
Bapak
Nuridin selain mempunyai istri sebagai tukang pijat. Beliau juga mempunyai 5
orang anak. Yang paling besar adalah perempuan, diikuti yang kedua dan ketiga
adalah laki-laki, keempat dan kelima adalah perempuan juga. Beliau berkata
memang repot, tapi asalkan beliau tetap bersyukur dengan pekerjaannya dan
melihat orang disekitarnya bahagia, maka kerja keras akan terasa lebih ringan.
tugas Agama mewawancara dhu'afa
by: Adella Ludiant W.
No comments:
Post a Comment